Bagaimana Bayern Bisa Jatuh Lagi Di Tangan Simeone

Bayern München tidak hilang sejak kekalahan pada April tahun lalu di Atlético Madrid sebelum jatuh ke Rojiblancos lagi di Liga Champions pada hari Rabu, pada September lalu.

 

Ketika Atlético Madrid mengalahkan Bayern München kembali pada bulan April untuk mengamankan UEFA Liga Champions semifinal keuntungan leg pertama, Pria Argentina, Diego Simeone melakukan apa yang mereka lakukan yang terbaik.

Meskipun menikmati hanya 31% kepemilikan bola, mereka terus memberikan tekanan dan tekan yang sangat kuat hingga pada istirahat babak pertama. Sedikit keberuntungan karena sepakan jarak jauh David Alaba masih membentur mistar, sementara upaya solo menakjubkan Saul Ñíguez yang mampu menempatkan bola di pojok gawang Neuer.

Hanya lima bulan kemudian Atlético diproduksi sekuel yang sempurna. tampilan defensif lain yang solid, didukung oleh babak pertama upaya Yannick Carrasco yang diperoleh Rojiblancos tiga poin penting untuk mengambil kendali dari Grup D.

Untuk Bayern itu adalah kasus déjà vu. terakhir mereka empat perjalanan ke Spanyol telah semua berakhir dengan kekalahan tanpa mencetak gol dan memang kehilangan mereka sebelumnya dalam kompetisi apapun datang pada kesempatan melawan Atletico.

Ada alasan yang Rojiblancos telah kehilangan salah satu terakhir 31 UEFA perlengkapan kompetisi klub mereka di Vicente Calderon dan pelatih mereka merupakan faktor utama di balik itu. Simeone menerjunkan sembilan pemain yang dimulai pada bulan April dan kali ini mampu mengakali saingan Carlo Ancelotti sebagai Bayern berjalan tepat ke dalam perangkap taktis nya.

Untuk semua kesamaan antara dua pertandingan, itu adalah satu perubahan taktis Simeone dibuat yang pada akhirnya membuat perbedaan. Carrasco menggantikan defensif berpikiran Augusto Fernández untuk menawarkan lini tengah Atletico ancaman menyerang lebih untuk menemani Fernando Torres dan Antoine Griezmann atas.